Tentang Aku
Berkali-kali aku akan merasa berada di titik terendah dari diriku. Air mata tak bisa lagi jatuh karena menangis saja tidak sanggup. Namun sesak sekali rasanya menahan tanpa ada yang harus dikeluarkan. Aku bisa apa? Lari ke tanah lapang lalu berteriak kencang-kencang? Atau mungkin menelpon kawan-kawan yang belum tentu juga akan merespon? Yang kulakukan hanya diam bungkam, menyebabkan luka terbuka semakin menganga.
Tapi itu tentang aku, yang dulu. Sejak bertemu manusia-manusia ajaib yang lama-lama ternyata bisa menjadi karib, emosi 'masa bodoh' semakin tumbuh. Lebih banyak menoleransi segala hal yang dulu mungkin bisa membuatku risih. Lebih banyak mengabaikan hal yang dulu mungkin membuatku segan. Bahkan kini aku hanya tertawa untuk hal-hal yang dulu memilih untuk menyerah.
Tapi lagi-lagi itu tentang aku, yang kemarin. Yang aku kira masa itu membuatku menjadi orang yang baru. Ternyata aku juga lebih suka untuk sendiri dan menepi untuk rasa sepi. Aku juga masih merasa kesal untuk masalah-masalah kecil yang kubuat besar. Aku menyesal hadir di tengah ramai melelahkan. Pada akhirnya aku hanya merasa seperti benalu sosial yang berharap menjadi spesial.
Itu tadi mungkin memang tentang aku, masa kini dan masa mendatang. Tentang aku yang lelah dan sering merasa kalah. Tentang aku, yang selalu merasa perih terluka karena kondisi. Semuanya tentang aku yang letih untuk meminta tolong kembali.
Comments
Post a Comment