Posts

Showing posts with the label Kisah Cinta

Almost A Month ...

Pertemuan tak pernah ada yang menyangka kapan, dimana, yang aku tahu hanyalah kebahagiaan yang menyelimutinya.  Sebulan lalu, aku kembali menatapnya. Setelah kian lama bayangan itu tak pernah sampai ke retinaku, akhirnya hari itu tampak juga. Masih dengan senyum yang sama, senyum yang amat kurindukan. Masih dengan tatapan yang sama, hujaman tatapan yang menggemingkan tubuhku untuk beberapa saat. Bahkan masih dengan potongan rambut yang sama, tak terlalu panjang, tak botak pula.  Tapi itu sebulan yang lalu. Kini, aku hanya bisa termangu kembali. Berjumpa dengan kawan-kawanku. Walau seringkali aku melihat bayangan di tubuh kawanku. Terkadang senyumannya terlukis di wajah orang lain. Mata elangnya dimiliki pula oleh yang lain. Bahkan rambut khasnya sering membuatku keliru karena juga dimiliki oleh yang lain. 

Perbedaan Itu Indah

Ada sebuah cerita. Sebuah cerita cinta. Ini cerita tentang lelaki seniman dan gadis penulis. Ini cerita tentang mereka yang berbeda. Mereka yang tak pernah memiliki kesamaan. Lelaki ini tak pernah punya harapan. Ia tak pernah mempercayai adanya cinta. Jangankan cinta, teman pun hanya dianggapnya sebagai media pelengkap dalam hidup. Di kesehariannya ia hanya duduk sendiri memainkan gitar kesayangannya. Jika bosan tak henti ia menggambar beberapa sketsa kehidupan. Baginya tak pernah ada mimpi dalam hidup. Tak pernah ada harapan dalam hidup. "Kalau sekarang ya sekarang. Besok beda lagi!" ujarnya.  Sedangkan di sisi lain, hidup seorang gadis penuh dengan kebahagiaan. Selalu memiliki harapan dan cita-cita. Baginya hidup adalah cinta. Cinta yang selalu memberinya kebahagiaan. Begitu bahagianya, ia tak pernah lupa menuliskan seluruh cerita hidupnya dalam secarik kertas. Dituliskan serangkaian kata-kata indah mengenai hidupnya, mengenai pertemanannya.  Apakah mungkin ked...

Alasan?

Aku menyukainya... Perlukah sebuah alasan? Aku mengaguminya ... Perlukah sebuah alasan? Mata elangnya adalah alasan ... Denyut nadinya adalah alasan ... Senyumnya adalah alasan ... Helaan nafasnya adalah alasan ... Ketaatannya adalah alasan... Kerendahan hatinya adalah alasan ... Kau menginginkan alasan? Semua tentangnya adalah alasan Segalanya adalah alasan Tak cukup aku tuliskan alasanku untuk mencintainya Tak sanggup kusebut alasanku untuk melihatnya Yang kutahu hanyalah, Aku cinta dia Aku melihatnya Aku menjaganya Kalaupun dia tidak, Juga bukan alasanku untuk berhenti Berhenti menyukainya Berhenti menyebut namanya Jadi, pentingkah sebuah alasan? Di malam bertabur bintang, -A- 18:32

Crazy Little Thing Called Love

Image
Baru saja aku nge- scroll koleksi film-filmku, eh nemu film Thailand yang dulu pernah berhasil menumpahkan air mataku. Ya. Film "Crazy Little Thing Called Love". Film yang menceritakan tentang rasa kagum kepada kakak kelas (senior) yang sudah berlangsung cukup lama. Yang spesial dari film ini adalah ceritanya mirip kehidupanku. Mengagumi kakak kelas yang sudah berlangsung cukup lama. Kalau di film dia menyukai Shone (Tokoh lelakinya/kakak kelasnya) sudah tiga tahun lamanya. Wow. Jarang ada gadis yang bisa bertahan untuk pria yang mungkin belum tahu perasaan kita selama itu. Karena itu benar-benar sulit. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Nam. Karena nyatanya aku sudah mengagumi cowok itu sejak kelas 8. Dan sekarang? Aku sudah SMA, kelas 10. Aku tidak tahu juga bagaimana bisa aku menyukai orang selama itu. Aku tidak pernah berusaha mendekatinya. Dia juga tidak pernah merasakan keberadaanku. Mungkin aku hanya memperhatikannya dari kejauhan. Berpapasan ketik...

It's just a story :)

Image
I’m Nobody Sejak kutahu itu.. bisakah aku merusak kebahagiaanmu? Aku hanya bayangan yang selalu mengagumimu. Aku hanya bisa tersenyum melihat tawamu pecah bersamanya. Meski bukan diriku disampingmu tapi aku senang melihatmu tertawa bahagia…. *** Pagi hangat, sinar mentari menjatuhi bumi. Sekolah masih terlihat sepi dan sunyi. Hanya pesuruh sekolah yang mondar-mandir membersihkan lapangan. Juga ada beberapa siswa SMU yang datang. Kudapati kedua bola mataku menatap sesuatu dan tidak mau berpaling darinya. Menatap sosok laki-laki bertubuh tegap tinggi. Tatapan tajam juga alis tebal yang dibubuhi senyuman manis itu telah berhasil menarik seluruh perhatianku. Tak sadar aku menatapnya cukup lama sembari menopang dagu, kulihat ia masuk ke kalas XI IPA 7. Ia kakak kelasku. Entah siapa namanya namun aku begitu tertarik untuk memerhatikannya. Aku masih baru di sini. Masih kelas X. Namun aku sudah berani tertarik pada kakak kelas. Sungguh memalukan. Apa kata Elise nanti? Selama ini ak...