Rasa Paling Sakit
Sejauh ini maka aku berdiri dengan darah
Meracau mengenai debar yang telah kacau
Tak terhindarkan ingin rasa berteriak
Namun aku hanya ingin tangis lirih yang menghias
Perlahan setiap lapis pertahanan runtuh lepas
Kedua kaki terpaku tak bergerak
Melihat kamu, akhirnya melangkah pergi
Tak memberi jejak, kulepas dengan sajak
Aku menyerah karena terlalu lelah
Karena yang jenuh sebentar lagi akan lumpuh
Kini, aku tinggalah janji tak terpenuhi
Menahan sendiri, rindu dalam candu
Karena bukan mudah untuk lupa
Terutama untuk terlampau lama suka
Seakan wajah, melebur dalam jiwa
Sehingga hilang namun matamu tetap nyalang bagai elang
Realita kamu terburu melaju
Namun lingkunganku masih tak setuju
Ragamu lenyap dalam senyap
Namamu, masih akan dalam sajakku sejak dulu
Maka jangan hadir untuk memperpanjang angan
Sedihku sudah ingin tampak tertangkap mata
Tawa senyumku sedikit lagi akan menjadi sendu
Aku lemah, menyimpan remah luka terperih
Sendiri, tanpa kamu yang tak acuh
Jika panas gerah juga tak lagi menjadi harga
Apalagi debar yang tak kunjung mereda
Maka biarkan sinar retina ini sirna untukmu
Dan jadikan aku sejadinya rasa paling sakit
Sekalipun membekas, aku telah mengalami yang keras
Sehingga jika kamu kembali berpendar dalam hadir
Tak lagi suka menggenang, tapi aku yang tenang
Bukan aku dalam dalam bayang, tapi telah menjadi bintang
Meracau mengenai debar yang telah kacau
Tak terhindarkan ingin rasa berteriak
Namun aku hanya ingin tangis lirih yang menghias
Perlahan setiap lapis pertahanan runtuh lepas
Kedua kaki terpaku tak bergerak
Melihat kamu, akhirnya melangkah pergi
Tak memberi jejak, kulepas dengan sajak
Aku menyerah karena terlalu lelah
Karena yang jenuh sebentar lagi akan lumpuh
Kini, aku tinggalah janji tak terpenuhi
Menahan sendiri, rindu dalam candu
Karena bukan mudah untuk lupa
Terutama untuk terlampau lama suka
Seakan wajah, melebur dalam jiwa
Sehingga hilang namun matamu tetap nyalang bagai elang
Realita kamu terburu melaju
Namun lingkunganku masih tak setuju
Ragamu lenyap dalam senyap
Namamu, masih akan dalam sajakku sejak dulu
Maka jangan hadir untuk memperpanjang angan
Sedihku sudah ingin tampak tertangkap mata
Tawa senyumku sedikit lagi akan menjadi sendu
Aku lemah, menyimpan remah luka terperih
Sendiri, tanpa kamu yang tak acuh
Jika panas gerah juga tak lagi menjadi harga
Apalagi debar yang tak kunjung mereda
Maka biarkan sinar retina ini sirna untukmu
Dan jadikan aku sejadinya rasa paling sakit
Sekalipun membekas, aku telah mengalami yang keras
Sehingga jika kamu kembali berpendar dalam hadir
Tak lagi suka menggenang, tapi aku yang tenang
Bukan aku dalam dalam bayang, tapi telah menjadi bintang
Comments
Post a Comment