Kisahku Mengenai Percaya

Aku pernah percaya. Dengan keadaan, teman, juga perasaan. Namun, perlahan aku kehilangan rasa percaya. Teman yang aku andalkan berbisik buruk di belakangku. Keadaan yang aku anggap mendukung ternyata hanya mengikuti kemauan semesta yang ingin menjatuhkanku. Serta perasaan menggebu tiba pada saat yang sehancur-hancurnya.

Hidup dalam rasa susah mempercayai sesuatu, aku jalani hingga saat ini. Memasang tembok setinggi-tingginya agar memberi batas antara diriku dengan segala hal di luar diriku. Ternyata, trauma masa lalu memegang peran penting dengan keadaan kita sekarang ini.

Masalah pertemanan, jujur aku tidak bisa seterbuka itu, terlalu banyak diam, juga terlalu banyak untuk tidak peduli. Karena aku selalu takut walau hanya dalam pikiran bahwa seandainya aku mempercayai seseorang yang ternyata tidak pernah memercayaiku. Bentuk-bentuk pikiran seperti itulah membuatku menutup diri. Menjadi seorang yang diam di lingkungan baru, menjadi orang yang seolah biasa saja, dan menjadi orang yang seakan memang diriku seperti ini. Hebat bukan? Karena semua memercayainya.

Tapi akan ada satu titik, ketika aku mulai bisa menyesuaikan diri, dikelilingi orang yang menurutku sudah mencapai ke tahap yang bisa mulai untuk kupercayai, mereka malah menganggapku berubah. Lebih baik katanya, syukurlah, karena sejatinya perubahanku adalah diriku yang sebenarnya. Meski belum seluruhnya, paling tidak akan ada satu titik aku bisa kembali memercayai orang lain.

Rasa tidak percaya kepada keadaan juga seringkali membuatku menyalahkan diri sendiri. Membuatku semakin sering merasa down, overthinking, dan segala hal yang menyangkut kesendirian.

Yang paling aku tidak suka dengan diriku yang sekarang adalah susah percaya dengan perasaan sendiri. Istilahnya selalu denial, rasanya tidak ingin memunculkan suatu perasaan tertentu. Mungkin hal itu pula yang membuatku selalu merasa biasa-biasa saja. Tidak ada gejolak perasaan sehingga terkadang iri dengan teman yang hari-harinya bisa memiliki perasaan yang berbeda.

Comments

Popular posts from this blog

Sempat Salah Jurusan, Tapi Mimpi Tetap Harus Dicapai

Tentang Kalian

Sedikit dari Aku