Sempat Salah Jurusan, Tapi Mimpi Tetap Harus Dicapai
Hai namaku Alvi, Alhamdulillah tahun ini aku bisa ikut meramaikan timeline zenius dengan berita double kill yang aku alami. Semenjak itu banyak sekali mention masuk ke dalam twitter bahkan Line, semuanya bertanya tentang bagaimana caraku belajar, membagi waktu, mengatasi rasa down dan lainnya.. Oleh karena itu sebaiknya aku merangkum semua kisah dua tahunku dalam mengejar mimpi ke dalam satu tulisan berikut ini. Sekalian buat ikutan lombanya zenius hehehe...
SMA
Sejak awal masuk SMA aku sudah bahagia sekali bisa masuk di SMA terbaik di kotaku yaitu SMAN 1 Gresik. SMA ini ternyata sudah banyak meluluskan alumninya di PTN terbaik Jawa Timur dan beberapa berhasil menembus PTN terbaik Indonesia. Sejak kelas X SMA aku sudah berpikir mau kemana nantinya selepas lulus SMA. Sempat terkena doktrin buat pilih kampus-kampus di jawa timur yang sudah menjadi langganan SMAku saja. Tapi entah kenapa semakin aku menggali informasi mengenai PTN di Indonesia, tiba-tiba aku langsung jatuh cinta dengan ITB. Sejak itu pula aku putuskan aku akan melanjutkan pendidikan tinggi di ITB.
Sejak SMA aku memang sudah suka dengan angka, teka-teki, bahkan permainan-permainan detektif lainnya. Aku suka mengotak-atik rumus suka penasaran dengan soal sulit dan akhirnya aku jatuh cinta dengan Fisika, Matematika, bahkan Kimia.
Aku sangat tertarik dengan dunia perkuliahan. Maka sejak kelas X aku list seluruh jurusan yang sekiranya aku minati :
Aku sangat tertarik dengan dunia perkuliahan. Maka sejak kelas X aku list seluruh jurusan yang sekiranya aku minati :
1. Teknik Kimia
2. Teknik Informatika
3. Psikologi
4. Sastra
Sebenarnya kala itu masih banyak tapi yang paling kuingat hanyalah empat itu. Aku mulai mengeliminasi satu persatu jurusan tersebut. Karena aku jurusan IPA sewaktu SMA dan aku malas sekali harus lintas jurusan maka hanya tersisa Teknik Kimia dan Teknik Informatika.
Kelas sepuluh aku jalani biasa-biasa saja. Meski nilaiku bukan nilai yang bisa dikatakan sangat bagus atau bahkan sempurna tapi paling tidak aku bisa lolos dari beberapa remedial di pelajaran eksak ketika sebagian besar temanku harus menjalani remedial. Sayangnya Biologi masih menjadi pelajaran yang tidak kusenangi, jadi tidak bisa kupungkiri aku kerap sekali terkena remedial biologi.
Seiring berjalannya waktu entah karena alasan apa aku semakin yakin memilih Teknik Kimia sebagai jurusan yang aku minati. Aku begitu kagum dengan jurusan tersebut. Kucarilah informasi mengenai Teknik Kimia ITB. Tidak kusangka Teknik Kimia merupakan salah satu jurusan yang bernaung di bawah Fakultas Teknologi Industri yang faktanya termasuk
jajaran Fakultas paling bergengsi alias susah ditembus di ITB.
Kaget? tentu! Gejolak semangatku seakan semakin meningkat. Apalagi kudengar fakta bahwa jarang sekali siswa SMAN 1 Gresik lolos SNMPTN FTI ITB. Kalaupun ada biasanya adalah siswa-siswa yang menduduki rangking paralel tertinggi. Aku sangat down pasti, seakan harapanku putus begitu saja. Tapi aku tau orang tuaku sangat mendukungku untuk kuliah di ITB maka kualitas belajarku tetep kutingkatkan. Alhamdulillah berakhir manis, selama kelas XI namaku dapat bertengger di ranking tiga besar kelas.
Walau begitu di kelas XII aku tetap panik. Karena masih ada siswa unggulan waktu itu yang pasti nilainya masih jauh di atasku. Kepanikanku mengakibatkanku mengenal zenius. Aku selidiki terus sebenarnya apa itu zenius. Hingga akhirnya aku menemukan kata-kata di blog zenius seperti ini :
Belajarlah SBMPTN segiat-giatnya, seolah olah kamu udah pasti ga diterima SNMPTN.
Otomatis otakku berpikir untuk segera belajar SBMPTN. Karena aku juga tidak mengikuti bimbel manapun akhirnya kuputuskan membeli voucher zenius yang setahun. Sebelum memutuskan untuk belajar bareng zenius, aku sempet nontonin Zenius Learning yang bikin aku langsung jatuh cinta sama pengisi suaranya hehehe.. Dengan berbagai pertimbangan dan izin orang tua aku pun beli vouchernya. Semenjak itu yang kulakukan hampir setiap waktu adalah nontonin video di zenius. Bahkan sampai aku minta ke orang tuaku pasangin WiFi di rumah. Di sekolah aku juga sering nontonin tuh video karena memang asik dan aku gabosen belajarnya sampe-sampe jarang sekali mengindahkan guruku di kelas. Saat itu yang kulakukan adalah review materi SBMPTN di zenius dan mengerjakan soal-soal perbabnya.
Aku benar-benar terpaku pada materi SBMPTN saat itu. Bahkan aku sempat dapat remedial Fisika pertama kali di SMA karena kala itu review materiku belum menyentuh materi Fisika kelas XII. Aku sama sekali buta dengan Fisika kelas XII. Aku tidak tahu apa itu elektromagnet, fisika modern dan materi Fisika SMA kelas XII lainnya. Pokoknya aku gila belajar SBMPTN untuk mengejar FTI ITB dan tidak begitu menekuni sekolahku.
Aku benar-benar terpaku pada materi SBMPTN saat itu. Bahkan aku sempat dapat remedial Fisika pertama kali di SMA karena kala itu review materiku belum menyentuh materi Fisika kelas XII. Aku sama sekali buta dengan Fisika kelas XII. Aku tidak tahu apa itu elektromagnet, fisika modern dan materi Fisika SMA kelas XII lainnya. Pokoknya aku gila belajar SBMPTN untuk mengejar FTI ITB dan tidak begitu menekuni sekolahku.
SNMPTN 2016
Meski aku gila-gilaan belajar SBMPTN ternyata hati kecilku masih mengharapkan SNMPTN. Alhamdulillah aku masuk kuota 75% waktu itu. Aku pesimis sebenarnya karena waktu itu rata-rataku hanya sekitar 86 padahal setahuku kakak kelas yang lolos ITB rata-ratanya 90. Meski begitu tetap saja aku pede pilih ITB karena kalaupun tidak diterima aku sudah belajar SBMPTN sejak awal kelas XII. Pilihanku hanya dua dan dua-duanya adalah ITB.
Tentu saja aku pilih FTI di pilihan pertama. Kenapa aku pilih FTSL? saran dari Ayahku agar bisa kerja sama ayah katanya, ayahku seorang kontraktor.
Menunggu pengumuman SNMPTN tetap aku gunakan untuk belajar SBMPTN walau sering disuruh Ibuku untuk menunggu pengumuman dulu baru belajar. Sesungguhnya orang tuaku sangat berharap aku diterima karena tidak perlu lagi lelah belajar untuk SBMPTN. Tapi tetap saja aku tidak terlalu yakin. Aku terus saja mendengarkan celoteh-celoteh Sabda di bagian fisika dan matematika. Aku tidak tahu tapi aku merasa ketika dulu aku hanya paham rumus di fisika sekarang aku senang sekali bisa paham bagaimana rumus-rumus tersebut muncul. Bahkan aku jadi rajin sekali menurunkan rumus berkat Sabda.
Pengumuman SNMPTN pun tiba. Tiba-tiba aku begitu berharap dengan SNMPTN ini. Aku mengurung diri di kamar sendiri dan berdoa. Ibuku sebenarnya menanti cemas di ruang tamu. Tepat pada waktu yang ditentukan langsung kubuka pengumuman SNMPTN dan hasilnya..
Aku keluar memeluk Ibuku dan menangis sejadi-jadinya di pelukan Ibuku. "Ma Vivi minta maaf, Vivi nggak keterima." Mamaku langsung mengerti dan ikut menangis. Kukabari Ayahku yang sedang bekerja dan langsung menyuruhku untuk segera mendaftar SBMPTN. Walaupun sudah kutanamkan di dalam hati agar tidak perlu berharap terlalu banyak pada SNMPTN, tetap saja aku merasa seperti sangat mengecewakan orang tuaku.
SBMPTN 2016
Aku takut. Aku benar-benar down setelah pengumuman SNMPTN. Meski aku sudah bertekad akan bertempur di SBMPTN ternyata mentalku tidak sekuat itu. Ditolak SNMPTN ternyata benar-benar sakit. Menerima realita pahit itu aku semakin gencar review materi di zenius. Jujur kala itu aku terlalu terpaku dengan materi hingga sedikit sekali berlatih soal-soal. Karena aku pikir waktu itu jika aku sudah paham materinya aku pasti bisa mengerjakan soal apapun. Salahku memang padahal zenius sudah banyak menulis di blog tentang cara belajar efektif tapi aku tidak menghiraukannya.
Dalam keadaan kalut, orang tua sudah menyuruhku cepat-cepat mendaftar SBMPTN. Aku masih bingung waktu itu memilih apa. Yang aku tahu FTI harus menjadi pilihan pertamaku. Aku memutuskan untuk menurut pada orang tuaku karena akupun bingung mau ambil apa dan jika aku gagal lagi paling tidak aku sudah menurut pada orang tuaku. Akhirnya aku mendaftar SBMPTN.
Kenapa FMIPA ITB? Karena Ayahku masih ingin anaknya bersekolah di ITB dan dianggap FMIPA tidak terlalu tinggi passing gradenya dibandingkan FTI. Kenapa Arsitektur UB? Lagi-lagi Ayahku beranggapan bahwa nantinya bisa mendukung pekerjaan Ayahku yang seorang kontraktor dan passing gradenya tidak setinggi Teknik Sipil, jadi Ayahku menyarankan untuk bermain aman.
Buruknya seminggu sebelum SBMPTN aku jatuh sakit. Orang tuaku menyuruhku istirahat total dan melarangku untuk membuka materi SBMPTN lagi.
30 Mei 2016, sehari sebelum SBMPTN aku diantar oleh Ayahku ke rumah pamanku di Surabaya. Sore harinya dengan paman aku mengecek lokasi tes di ITS. Sepulang dari cek lokasi, hujan turun cukup deras, karena rumah pamanku lumayan jauh dari ITS, maka aku diantar ke rumah mertua pamanku selagi hujan belum reda. Ternyata hujan semakin deras dan air mulai naik memasuki rumah mertua pamanku. Hingga pukul sepuluh malam air semakin tinggi. Walaupun hujan telah reda, air sudah mencapai lutut kakiku. Baru hampir tengah malam aku bisa pulang ke rumah pamanku. Aku harus kembali ke rumah pamanku karena memang semua alat tes termasuk kartu peserta kutinggal di sana.
Setiba di rumah paman aku langsung tertidur lelah. Pagi-pagi sekali aku sudah dibangunkan tanteku untuk tes. Aku berusaha membuat diriku semangat dan tetap berkonsentrasi. Di tempat tes kusempatkan makan roti untuk mengisi perutku yang lapar. Aku juga sempat berkenalan dengan beberapa orang di tempat tes tersebut.
Saintek dimulai. Kubuka soal demi soal, aku hanya menghela napas panjang. Soal-soal ini begitu sulit bagiku. Aku kira soal tersebut jauh sekali dari perkiraanku. Bahkan aku mengerjakan jauh dari target untuk lolos FTI ITB. Tapi aku berusaha mengerjakan sebaik-baiknya. Berkat usahaku aku berhasil mengerjakan :
3/15 Matematika IPA
5/15 Fisika
8/15 Kimia
8/15 Biologi
Kalau ditotal aku hanya bisa mengerjakan 24 soal dari 60 soal yang tersedia. Sangat jauh dari targetku yaitu harus mengerjakan 30 soal.
Saintek usai aku bertekad untuk membalasnya di TKPA. Lagi-lagi aku merasa soalnya tidak seperti TO yang biasa kukerjakan. Apalagi di tahun 2016 ada beberapa soal model baru di bagian TPA. Waktu itu aku menarget 70 soal TKPA tapi ternyata aku hanya mengerjakan :
37/45 TPA
8/15 Matematika Dasar
10/15 Bahasa Indonesia
7/15 Bahasa Inggris
Kalau ditotal hanya 62 soal dari 90 yang kukerjakan. Miris. Aku semakin pesimis setelah mengerjakannya. Hanya saja aku selalu menampakkan wajah aku-bisa-mengerjakan di depan orang tuaku agar mereka tenang.
Selama menunggu pengumuman aku hanya berdoa agar aku diloloskan SBMPTN 2016. Aku sadar aku sangat tidak maksimal di SBMPTN kala itu. Aku hanya berdoa agar diloloskan dimanapun karena aku tidak ingin melihat orang tuaku kecewa. Walaupun aku tahu aku masih sangat mengharapkan ITB, tapi lolos SBMPTN bisa membuat orang tuaku lebih tenang.
Hari pengumuman tiba, kalau tidak salah 28 Juni 2016 saat itu. Aku tidak berani membuka, akhirnya Ibuku yang stand by di depan laptop. Begitu mengetikkan nomor peserta dan tanggal lahir aku langsung keluar kamar menunggu reaksi Ibuku saat itu.
"Vi! Dapet di UB!" Aku segera masuk ke kamar dan melihat langsung pengumumannya. Dan benar saja aku mendapatkan ini :
Saat itu entah aku yang tidak tahu diri atau aku memang tidak bersyukur, tapi aku benar-benar kecewa. Aku telepon Ayahku, Ayahku juga terdengar kecewa. Aku sedih jujur, karena aku tahu sekali orang tuaku berharap banyak. Dikenal sebagai pemilik nilai baik di sekolah, bahkan sempat mencicipi rangking tiga besar kelas, orang tuaku sungguh ingin melihatku memakai almamater ITB. Aku masih ingin satu almamater dengan Sabda.
Aku merasa aku tidak tahu diri. Aku yang berdoa agar diluluskan SBMPTN, tapi saat benar terkabul aku malah kecewa. Padahal banyak di luar sana yang harus menangis karena gagal di SBMPTN. Dengan sangat berat hati akhirnya aku menerima kenyataan bahwa aku harus kuliah di jurusan Arsitektur, jurusan yang kulirik saja tidak pernah.
SIMAK UI 2016
Sebelum pengumuman SBMPTN aku juga sempat mengikuti SIMAK UI, salah satu jalur untuk masuk UI. Awalnya aku disarankan untuk ikut UTUL UGM yang memang tesnya bersamaan dengan SIMAK UI. Tapi karena tes dilakukan pada H-1 Ramadhan dan UTUL harus tes di Yogya, akhirnya aku memilih SIMAK UI yang saat itu bisa tes di Surabaya.
Lagi-lagi di SIMAK UI aku tetap bersikukuh memilih Teknik Kimia, padahal bukan rahasia lagi kalau soal-soal SIMAK lebih susah berkali-kali lipat dibanding SBMPTN. Ini kartu peserta SIMAK UI :
Aku pilih Teknologi Bioproses karena menurut informasi yang kudapat, jurusan itu merupakan pecahan dari Teknik Kimia. Dan aku pilih Matematika saran dari Ibuku karena beliau tahu bahwa selama ini nilai Matematika ku lumayan bagus. Seingatku aku tes di SMAN 2 Surabaya. Aku diantar pagi-pagi sekali dari Gresik.
Tes SIMAK UI dimulai. Sesi pertama kemampuan IPA, ternyata apa yang dikatakan orang benar.
Soal-soal SIMAK UI lebih sulit dari SBMPTN.
Dari Kemampuan IPA aku mengerjakan :
4/15 Matematika IPA
7/15 Biologi
6/15 Fisika
8/15 Kimia
Ya aku bisa mengerjakan satu lebih banyak daripada SBMPTN. Tapi aku juga lebih banyak menembak jawaban di SIMAK daripada SBMPTN.
Sesi kedua dimulai. Sesi ini adalah kemampuan dasar. Pelu diketahui tes SIMAK UI tidak ada TPA yang bisa dijadikan sebagai lumbung nilai. Kemampuan dasar aku berhasil mengerjakan :
9/15 Matematika Dasar
14/15 Bahasa Indonesia
12/15 Bahasa Inggris
Selesai! Aku puas dan meninggalkan tempat tes sambil berharap agar aku diterima.
Pengumuman SIMAK UI adalah setelah pengumuman SBMPTN. Aku sangat berharap diterima karena aku benar-benar tidak mau berkuliah di jurusan Arsitektur. Jurusan yang tidak sedikitpun aku menaruh minat di situ. Tahun 2016 sepertinya memang tahun yang berat bagiku. Aku TIDAK LULUS di SIMAK UI 2016. Maaf tidak ada screenshot hasilnya karena aku cari di laptop tidak ada. Tapi yang terpenting aku tidak lulus dan harus berkuliah di Arsitektur.
ARSITEKTUR
Sejak awal keputusan kuliah di jurusan Arsitektur, aku sudah bertekad akan mengikuti SBMPTN lagi tahun depan yaitu tahun 2017. Bahkan orang tuaku sangat menyetujui. Aku pikir aku hanya perlu belajar sambil kuliah seperti yang kulakukan dulu ketika sekolah.
Aku mulai kuliah semester satu di bulan September 2016. Aku kaget sekali begitu masuk sudah disuguhi dengan berbagai macam tugas menggambar. Seingatku aku tidak pernah suka mata pelajaran Seni sejak aku masih SD. Bahkan ketika SD impianku adalah ingin menjadi Ilmuwan, bukan seniman.
Mata kuliah di Arsitektur yang aku nikmati hanyalah Mekanika Teknik dan Matematika. Mata kuliah yang ternyata begitu dihindari oleh teman-temanku di Arsitektur. Aku sangat tertekan kuliah di Arsitektur karena ini memang bukan duniaku. Bukan duniaku yang harus berkecimpung dengan cat air, pensil warna, bahkan pensil yang memiliki bermacam-macam ketebalan padahal sejak SD yang aku kenal hanyalah pensil 2B.
Aku hidup kuliah di sini membuatku seakan tidak punya arah lagi. Aku bingung harus apa kedepannya. Bagaimana aku menyusun target-targetku kalau aku saja tidak bersemangat kuliah di sini. Ditambah lagi aku harus berpura-pura di depan teman-temanku bahwa aku memang memilih Arsitektur sebagai pilihanku.
Tapi bagaimana bisa aku terus berpura-pura, bahkan di kamar kos aku masih menempel logo FTI ITB!
Ternyata walau kututupi serapat apapun, beberapa kawanku tahu juga tentang ke-salahjurusan-ku. Bahkan beberapa mendukungku untuk meraih lagi mimpiku yang telah padam yaitu FTI ITB. Aku sangat berterimakasih kepada teman Arsitektur-ku yang terus mendukungku saat itu.
Aku tetap berusaha belajar SBMPTN walau ternyata susah jika dilakukan sambil kuliah. Waktuku tersita untuk mengerjakan tugas gambar-gambar yang bahkan menurutku hasil gambarku lebih mirip gambar anak TK. Waktu belajar SBMPTN ku habis, nilai-nilai di mata kuliah inti juga anjlok. Aku betul-betul tertekan.
Aku ingat betul aku pernah baca blog zenius begini
Aku ingat betul aku pernah baca blog zenius begini
Ada 2 pilihan: pertama cepatlah berbalik arah terus naik angkot yang bener sesuai tujuan semula, atau kompromi sama keadaan untuk ngejalanin jalur lain ini dan bikin tujuan baru dalam hidup lo.
Sempat ketika pulang ke Gresik aku bilang ke Ayahku, "Pa. Kalau aku berhenti dari Arsitektur dan fokus buat SBMPTN gimana?"
Sesungguhnya aku yakin Ayahku masih berharap di ITB. Namun orang tua tetaplah orang tua yang khawatir dengan anaknya, "Papa terserah kamu aja. Kamu mau keluar sekarang, besok terserah kamu. Tugas papa cuma mendoakan dan mencarikan uang. Semua terserah kamu tapi resiko juga kamu yang tanggung. Kalau tidak diterima lagi jangan merengek ke Papa. Jangan bilang berhenti dan mau ikut SBMPTN selanjutnya. Sudah cukup sampai tahun 2017 saja. Jadi pikirkan baik-baik kamu bener-bener mau keluar apa nggak."
Tentu saja jawaban Ayahku menamparku begitu keras. Bagaimana kalau tahun depan aku malah tidak lolos SBMPTN? Bagaimana aku harus minta uang lagi untuk bayar mendaftar ujian mandiri atau PTS? Aku kembali kuliah dengan beban pertanyaan seberat itu.
Setiap waktu aku berdoa agar ditunjukkan langkah yang terbaik. Aku teruskan kuliahku dengan malas. Bahkan di waktu akhir aku seringkali bolos. Namun meskipun perang batin terus menimpaku, aku berhasil menyelesaikan satu semester di Arsitektur.
Kala itu bulan Januari, aku liburan semester. Alhamdulillah aku diberi kesempatan untuk mengunjungi ITB untuk pertama kalinya. Aku menginjakkan kakiku di tanah Ganesha. Karena kunjungan itu, hatiku semakin kuat untuk lebih baik keluar dari Arsitektur dan membayar mimpiku yang sempat tertunda.
Keputusan yang kuambil menggemparkan keluarga besarku dan teman-teman SMA. Beberapa menghakimiku bahwa aku tidak bersyukur. Ada yang bilang aku sudah menyia-nyiakan rezeki. Beruntung kawan di SMA lebih banyak mendukungku untuk mengejar ITB. Bahkan rekan kerja Ayahku ikut mencibir bagaimana bisa aku keluar dari jurusan yang bergengsi itu. Aku hanya mendengarkannya dan melupakan begitu saja. Biar saja apa kata mereka, aku bertekad untuk membungkam cibiran mereka dengan hasilnya nanti.
2017
Aku mulai berperang lagi. Semua amunisi aku siapkan. Aku membeli lagi voucher zenius selama setahun. Aku juga bergabung menjadi bagian grup belajar bernama Exgeners. Aku membeli buku Wangsit yang terkenal legendaris itu. Sebenarnya aku sempat ditawari ikut bimbel oleh orang tuaku tapi aku menolak. Sejak SD hingga SMA orang tuaku tidak pernah memasukkanku ke dalam suatu bimbingan belajar dan Alhamdulillah aku bisa bertahan di sekolah favorit di kotaku. Aku merasa aku sudah nyaman dengan cara belajarku sekarang, aku takut tidak akan cocok jika harus belajar di bimbel yang waktunya terikat, aku takut malah membuang-buang uang orang tuaku. Apalagi ada zenius yang setia sama aku.
Aku benar-benar mengerahkan waktu dan tenagaku untuk belajar SBMPTN saat itu. Aku bangun pagi pagi lalu biasanya review materi di zenius dari habis subuh hingga pukul enam pagi. Lalu aku istirahat. Belajar aku mulai lagi biasanya pukul 9/10 pagi hingga pukul satu siang. Biasanya aku gunakan untuk latihan soal perbab. Dan malamnya dari pukul 7 hingga 9/10 malam. Tapi terkadang kalau masih ada soal yang membuat penasaran bisa hingga tengah malam.
Celoteh sabda masih kunikmati seperti biasanya. Setiap video zenius memang selalu membuat jatuh hati. Bahkan aku juga senang mendengarkan Pras dalam menjelaskan materi Biologi yang notabene mata pelajaran paling tidak kusukai kala SMA.
Celoteh sabda masih kunikmati seperti biasanya. Setiap video zenius memang selalu membuat jatuh hati. Bahkan aku juga senang mendengarkan Pras dalam menjelaskan materi Biologi yang notabene mata pelajaran paling tidak kusukai kala SMA.
Aku benar benar menerapkan cara belajar yang disarankan Sabda yaitu Deliberate Practice (DP). Menurutku DP ini benar-benar membuatku lebih memahami konsep karena kita dituntut belajar dasar-dasarnya terlebih dahulu. Meskipun membosankan tapi tetap kujalani karena perjuanganku kali ini tidak main-main. Aku tidak mau lagi terjebak dengan cara belajarku yang terlalu fokus pada materi. Dengan DP aku terbiasa mengerjakan soal-soal dari yang mudah hingga soal sulit. Enaknya di zenius sudah ada soal-soal yang bisa langsung download.
Di sela-sela belajar serius aku juga sempatkan untuk menonton film atau TV Series dengan subtitle bahasa inggris untuk menambah kosa kata bahasa inggrisku. Biasanya aku menonton TV Series milik CW seperti The Flash, Supergirl, Arrow. Jujur The Flash adalah salah satu film yang membuatku semakin jatuh cinta dengan Fisika, konyol memang. Dan selama aku berjuang ini aku lebih mengenal jurusan Teknik Fisika yang menurutku itu jurusan yang keren dan masih dalam naungan FTI ITB. Ditambah lagi jurusan Teknik Fisika masih sangat jarang di Indonesia. PTN yang ada Teknik Fisika saja hanya ITB, UGM, dan ITS yang nantinya akan menjadi pilihanku di SBMPTN 2017.
Di sela-sela belajar serius aku juga sempatkan untuk menonton film atau TV Series dengan subtitle bahasa inggris untuk menambah kosa kata bahasa inggrisku. Biasanya aku menonton TV Series milik CW seperti The Flash, Supergirl, Arrow. Jujur The Flash adalah salah satu film yang membuatku semakin jatuh cinta dengan Fisika, konyol memang. Dan selama aku berjuang ini aku lebih mengenal jurusan Teknik Fisika yang menurutku itu jurusan yang keren dan masih dalam naungan FTI ITB. Ditambah lagi jurusan Teknik Fisika masih sangat jarang di Indonesia. PTN yang ada Teknik Fisika saja hanya ITB, UGM, dan ITS yang nantinya akan menjadi pilihanku di SBMPTN 2017.
Selain itu aku juga menemukan video keren dari Rendy Setyawan. Dia bercerita tentang perjuangannya yang harus melepas Elektro UGM tapi bisa mendapat FTTM ITB dan FK UGM sekaligus. Aku sangat termotivasi dengan videonya, bahkan dalam hati aku bertekad ingin berakhir seperti dia, diterima di dua perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Aku juga menerapkan sarannya untuk menghimpun hasil-hasil TO dan dimasukkan ke dalam Excel. Kalau punyaku seperti ini :
Bisa dilihat bahwa jika menurut Passing Grade di internet, hasil TO milikku tidak pernah mencapai target FTI yang nilainya 60% ke atas. Padahal aku merasa kualitas belajarku sudah lebih baik. Aku jarang ikut TO offline gitu bahkan aku lebih sering TO Mandiri. Soal-soalnya tentu saja aku dapat dari zenius.
Aku menjadwalkan review materi dan latihan soal perbab seminggu satu mapel. Setelah materi selesai, aku mengerjakan soal campuran terus menerus dengan jadwal satu hari satu mapel. Aku pikir mengerjakan banyak soal sangat membantu kita untuk mengetahui penggunaan konsep di berbagai varian soal. Untuk bahasa aku juga sering berlatih dengan soal-soal tahun lalu. Menurutku soal bahasa jika kita membaca teks dengan saksama akan sangat mudah untuk menjawab soalnya pula. Aku cukup terbantu dengan latihan-latihan tersebut.
Dalam perjuangan kehadiran teman senasib seperjuangan sangat penting. Ketika aku masuk grup belajar Exgeners, banyak sekali mereka yang senasib denganku. Bahkan di dalam grup tersebut banyak yang sudah sangat menguasai materi, nilai TO bahkan hingga 80%. Teman-teman seperti itu sangat membantu menjaga semangatku agar tetap membara.
Pendaftaran SBMPTN dibuka. Kali ini orang tuaku tidak ingin ikut campur lagi dalam memilih jurusan. Mereka menyerahkan semuanya kepadaku. Jadi aku memilih Teknik Fisika semua, karena aku yakin meskipun aku pilih ITB tapi salah jurusan lagi akan sama saja. Jadi ini adalah kartu pesertaku :
Aku mendapat lokasi Tes di ITS lagi. Kali ini aku menginap di rumah mertua Pamanku karena rumahnya lebih dekat dengan ITS. Alhamdulillah cuaca juga sangat mendukung. Aku bisa tidur awal seperti yang disarankan dan menjadi lebih tenang.
Hari H SBMPTN 2017. Aku berangkat lebih pagi agar lebih tenang. Tidak lupa aku juga membawa coklat sebagai pengganjal perut dan pembuat hati bahagia. Saintek sesi pertama. Aku langsung membuka Biologi. Kaget. Biologinya susah apalagi untuk aku yang memang lemah di Biologi. Tapi berangsur-angsur soal terjawab begini rinciannya :
7/15 Matematika IPA
12/15 Fisika
10/15 Kimia
5/15 Biologi
Aku senang aku bisa menjawab cukup banyak walaupun beberapa tidak yakin, aku berhasil menjawab 34 dari 60 soal. Aku juga senang bisa menjawab lumayan banyak soal Fisika.
Istirahat aku gunakan untuk mengobrol dengan temanku yang memang juga ikut SBMPTN tahun 2017. Selepasnya aku kembali ke ruanganku untuk mengikuti ujian TKPA. Aku semakin percaya diri menjawab TKPA kali ini. Aku bisa menjawab :
41/45 TPA
12/15 Matematika Dasar
15/15 Bahasa Indonesia
14/15 Bahasa Inggris
Kalau ditotal aku menjawab 82 soal TKPA. Dan jika dijumlahkan dengan TKD Saintek aku bisa menjawab 116 soal dari 150. Yah meskipun aku tidak tahu salah benar nya tapi aku tetap percaya diri.
SBMPTN usai tapi aku juga mengikuti UTUL UGM. Di UTUL ini aku memilih semua jurusan Teknik yang aku minati karena lagi-lagi aku tidak mau salah jurusan.
Aku mengikuti Tes di Yogyakarta diantar Ibuku dan Adikku yang masih berumur tiga tahun. Karena UTUL UGM, Yogyakarta sangat susah mendapat taksi online. Yogyakarta juga menjadi sangat macet. Pagi hari aku sempat takut telat menuju tempat tes, tapi hampir saja.
Menurutku UTUL UGM lebih mudah dari SBMPTN. Apalagi ada TPA yang tidak ada pengurangan nilai bisa jadi lumbung nilai. Aku berhasil mengerjakan cukup banyak :
45/45 TPA
15/20 Matematika Dasar
18/20 Bahasa Indonesia
18/20 Bahasa Inggris
11/15 Matematika IPA
12/20 Fisika
16/20 Kimia
14/20 Biologi
Aku cukup puas mengerjakan soal UTUL tersebut aku berharap bisa mendapatkan hasil yang terbaik dari SBMPTN maupun UTUL UGM.
PENGUMUMAN
13 Juni 2017 Merupakan pengumuman SBMPTN. Sejak jam satu siang aku, Ayahku, dan Ibuku sudah harap-harap cemas di kamarku. Aku gunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk berdoa dan membaca Al-Quran.
Pukul 2 kurang 15 menit Ibuku sudah menyuruhku untuk menyiapkan laptop. Detik-detik pengumuman aku buka semua web mirror SBMPTN. Beberapa ada yang down beberapa tidak. Ketika mendapatkan web yang lancar segera aku masukkan nomor peserta dan tanggal lahir lalu kutekan enter. Dan aku mendapati webnya down lagi. Aku mencoba ke semua web yang lancar lalu kulihat di salah satu tab dari google chrome berhasil memuat. Aku tutup layar laptopku dengan buku dan kutekan tab yang berhasil memuat tersebut. Aku mengintip dari balik buku dan aku mendapati ini :
Aku refleks teriak dan memecahkan air mata kepada Ayah dan Ibuku, "Alhamdulillah Ma! ITB! ITB Ma!"
Ibuku buru-buru melihat ke layar laptopku memastikan dan benar! Ayahku segera mengabari pamanku, dan kakekku. Bahkan sempat mengabari rekannya yang dulu mencibir kepadaku. Mereka semua bilang SELAMAT! Bertubi-tubi kata selamat mampir ke ponselku. Aku sungguh bersyukur kepada Allah. Hari itu termasuk hari paling bahagia bagiku.
Akhirnya mimpiku terbayar!
Masih dalam keriuhan bahagia, tanggal 16 Juni datang dan mengabarkan pengumuman UTUL UGM pukul delapan malam. Awalnya aku biasa saja karena aku sudah dapat ITB dan sudah pasti kuambil. Namun ternyata pengumuman diundur pukul sepuluh malam. Aku yang awalnya biasa saja jadi semakin penasaran. Ayah Ibuku juga ikut penasaran. Tepat pukul sepuluh aku coba buka web UGM ternyata down. Aku bolak balik login tapi tidak bisa terus. Mungkin ada sekitar 20 menit aku mencoba baru akhirnya masuk.
Setelah berhasil masuk aku melihat pengumuman dan tersenyum.
Aku dapat Pilihan pertama! Sangat tidak kusangka. Kalau kata zen itu namanya double kill! Aku sungguh tidak menyangka. Aku yang tahun lalu hanya di terima di pilihan tiga kini merasakan apa yang Rendy Setyawan rasakan!
Diterima di dua PTN terbaik di Indonesia sekaligus!
Banyak pelajaran yang aku dapat dari perjuanganku kali ini. Aku bisa lebih mengenali sisi lain dariku. Aku bisa mengembangkan hobi menulisku dan doakan ingin kuselesaikan dan bisa menjadi novel. Aku juga lebih dekat dengan Allah SWT.
Aku juga tahu bahwa keberhasilan pemimpi itu nyata. Siapa sangka aku yang sudah terlanjur salah jurusan, tapi masih diberikan gejolak semangat membara untuk mengejar mimpiku selama ini.
Jadi selagi bisa kenapa harus melepas mimpi? Selagi mampu apa salahnya mencoba?
Pesanku jika kalian sudah menggenggam mimpi kalian, jangan dilepas. Banyak sekali yang mencibir karena menganggapku tidak bersyukur atau mengambil jatah milik orang lain. Kusarankan abaikan saja. Karena orang di luar sana tidak tahu bagaimana rasanya tertekan di jurusan yang tidak disukai. Mereka tidak tahu bagaimana tiap malam harus menangis tidak tahu harus ngapain dalam menghadapi kuliah yang berat.
Ohiya aku lupa bilang sebenarnya sejak menjadi pembaca setia zenius blog aku sangat suka membaca kisah-kisah inspiratif dari alumni yang mengulang SBMPTN. Bagiku hidup mereka keren. Dan benar saja aku diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman keren dalam hidupku yang bisa kuceritakan untuk semua orang seperti di blog ini.
Ohiya aku lupa bilang sebenarnya sejak menjadi pembaca setia zenius blog aku sangat suka membaca kisah-kisah inspiratif dari alumni yang mengulang SBMPTN. Bagiku hidup mereka keren. Dan benar saja aku diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman keren dalam hidupku yang bisa kuceritakan untuk semua orang seperti di blog ini.
Spesial buat zenius makasih buat dua tahunnya. Pokoknya aku bakal kangen suaranya Sabda, Wilo, Wisnu, sama Pras! Walaupun belum pernah ketemu gatau kenapa udah sayang aja. Makasih buat seluruh ilmunya pengalamannya. Thanks.
Jadi sekiranya itu saja pengalamanku mengenai mimpi yang kini telah terbayar. Doakan semoga daftar ulangku di ITB nanti lancar. Kuliahku dilancarkan, aku bisa masuk Jurusan Teknik Kimia/Fisika seperti yang aku impikan.
Kalau mungkin masih ada yang mau ditanyakan bisa ke
Ask fm : AlviZainita
DM Instagram : alvizainita
SELAMAT BERJUANG PARA PEMIMPI!
Congrats. Thnk u fr ur inspiration!! 😊
ReplyDeleteFinaaaaa :3 iyaaa sama2 makasih juga satu semesternya udah ngedukung aku terus hehehe 😊😊😊😊
DeleteLuarr biasa kak..
DeleteLuarr biasa kak..
DeleteTerimakasih :)
DeleteKeren vi :') impian kita sama tapi sayangnya aku belum seberuntung dirimu :" aku boleh minta id line atau no wa kamu? Thanks before :)
ReplyDeleteBoleh ID Line : alvizainita
Deletekereen kak, congrats yaa :" merinding bener2 ngebaca cerita kakak, smga saya taun dpan nyusul ya. bener2 berat taun ini gagal banyak bgt (7 jalur hihi) dan haruss gapyear buat taun dpan biar bisa dapetin kampus idaman. Makaasiih kaak nge inspirasi banget :"
ReplyDeleteSemangaaattt semoga tahun depan dapat apa yg diinginkan yaaa :))
DeleteKan udah kukate kau kan dapat ITB vi :)))
ReplyDeleteSalam dri anak ITS (padahal kalau gk lolos ke ITB, kita bisa satu kampus ya vi)
Selamat menggapai mimpi di bumi Parahyangan
Wkwkwk jadi adek tingkatmu lakan rald 😂😂😂
DeleteThank you btw salam balik ya buat anak ITS semangat berjuang di kampus masing2 😊😊😊😊
DeleteHalo vii.. Sebelumnya selamat atas perjuangan mu ke fti itb.. Doakan aku juga bisa satu sampus (dan sejurusan) dg kamu tahun depan ya 😁..
ReplyDeleteOiya aku mau tanya nih..
Ngomongin ttg cara belajar, aku masih bibgung dg magsud "lat soal campuran setelah selesai abisin materi"
Nah, magsud campurannya itu kayak gimana aja ya ?? Tq 😊
haloo nadia aamiinn semoga tercapai keinginannya. Jadi latihan soal itu ada perbab ada campuran biasanya kalo perbab ya isinya tentang satu bab aja misal latihan soal bab kinematika gitu, kalau soal campuran itu ya soal yang udh kombinasi dari beberapa bab ya praktisnya soal SBMPTN itu sendiri :) Semoga jawabannya membantu :)
DeleteHai Alvi sumpah gue merinding baca blog lo. Dan fyi cerita lo itu mirip cerita yang lagi gue jalanin sekarang. Gue harus berpura-pura kuliah, ogah-ogahan kuliah sedangkan pikiran gue tu gue mau kuliah di UGM. Gue gak mau kuliah di kampus gue sekarang. Gue maunya UGM. Disisi lain gue takut ngomong sama ortu gue kalo gue maunya resign. Gue ga mau kuliah disini. Gue harus gimana vi?? Gue sempet ngomong sama Ibu gue terus dia bilang jangan. Entar kalo gue ga lulus sbmptn tahun depan gue mau kuliah dimana? Swasta?? Beneran gue udah bener-bener muak kuliah disini Vi. Gue mau resign tapi gak tau gimana mulai pembicaraannya.. gimana ngeyakinin ortu gue.. pikiran gue bener-bener kacau Vi. Gue udh sempet jalanin beberapa bulan kuliah sambil belajar sbmptn.. tapi itu susah Vi.. waktu gue kesita sama tugas kuliah dan lainnya.. pikiran gue kacau..
ReplyDeleteHaiiii aku merasakaaannn banget jadi kamu. Masa-masa kuliah tanpa tujuan, kuliah males2an. Jujur aku dulu sama bimbangnya karena orang tua yang awalnya nggak ngebolehin aku resign. Aku bingung setengah mati ngatur jadwal belajar sbmptn dan harus ngerjain tugas kuliah yang seabrek itu.
DeleteJadi gini, orang tua pasti khawatir banget wajar. Bahkan papaku sempet sakit mikirin aku waktu aku mutusin buat keluar. Merasa bersalah banget kan? Nah ini sih pinter-pinternya kamu ngeyakinin orang tua. Orang tuaku luluh juga karena mereka tau aku kesusahan ngejar materi di arsitektur. Ditambah lagi aku curhat tugas menggambarku sering banget dapet D atau E. Ujung-ujungnya mereka menyerahkan semua keputusan di aku. Tapi papaku udah bilang jangan lagi merengek ke papa kalau nanti nggak dapet atau yang didapet nggak sesuai keinginan lagi. Papaku juga bilang kalo 2017 adalah tahun terakhir aku nyoba SBM.
Nah kalau orang tua kamu masih nggak setuju ada juga nih temen-temenku di arsi yang belajar sbm sambil lanjut. Ada nih si A dia bela-belain pagi kuliah malem bimbel. Ada juga si B yang lanjut kuliah tapi jarang banget masuk dan jarang banget ngerjain tugas. Aku juga pernah baca blog seseorang dia strateginya niat di semester satu biar IPnya tinggi lalu di habis-habisan belajar sbmptn di semester dua. Kalau kamu mau repot biasanya ajuin aja cuti kuliah satu semester.
Semangat yaa untuk dapet yang kita mau memang butuh perjuangan lebih dari lainnya. Selamat menikmati asinnya kehidupan semoga bermuara ke UGM seperti keinginanmu :)
Assalamualaikum kak, mau tanya cara bikin nilai nasional di to mandiri gimana ya kak?
ReplyDeleteoh ya kak, pengumuman to wangsite emang agak lama ya kak?
susah sih bikin nilai nasional hahaha... soalnya harus pake banyak data aku dulu pernah ikut TO gitu nah hasil TOnya aku jadiin data terus ada persamaannya gitu di excel cuma aku lupa. Coba cari di internet agak ribet emang.
DeleteKalo TO wangsit iyasih kayaknya agak lama soalnya biasanya banyak yang ikutan dan di pake nilnas gitukan lebih memprediksi sih menurutku.
Assalamu'alaikum kak alvi, file try outnya masih ada nggak kak.. kalo masih ada, aku mau dong.. hehe.. tolong kirim ke email saya ya kak adnanmuhammadfarid@gmail.com thankss kak..
DeleteMaaf udah ulang semua soalnya habis ganti laptop :(
Deleteviiii alviii aku nemuu iniii. hahaha ku tunggu novelmuuu yaaakk. salam hangat dari jember
ReplyDeleteini atiq?
DeleteKak mau nanya, kalau misalkan kita udh bayar ukt Smt 2 trus bolos total gara2 persiapan SBMPTN apa bakal kena D.O ya Kak?
ReplyDeleteNgga sih harusnya aku aja yg gabayar dan ngilang kek masih dianggap mahasiswa tapi bermasalah gitu
Delete