Hai namaku Alvi, Alhamdulillah tahun ini aku bisa ikut meramaikan timeline zenius dengan berita double kill yang aku alami. Semenjak itu banyak sekali mention masuk ke dalam twitter bahkan Line, semuanya bertanya tentang bagaimana caraku belajar, membagi waktu, mengatasi rasa down dan lainnya.. Oleh karena itu sebaiknya aku merangkum semua kisah dua tahunku dalam mengejar mimpi ke dalam satu tulisan berikut ini. Sekalian buat ikutan lombanya zenius hehehe... SMA Sejak awal masuk SMA aku sudah bahagia sekali bisa masuk di SMA terbaik di kotaku yaitu SMAN 1 Gresik. SMA ini ternyata sudah banyak meluluskan alumninya di PTN terbaik Jawa Timur dan beberapa berhasil menembus PTN terbaik Indonesia. Sejak kelas X SMA aku sudah berpikir mau kemana nantinya selepas lulus SMA. Sempat terkena doktrin buat pilih kampus-kampus di jawa timur yang sudah menjadi langganan SMAku saja. Tapi entah kenapa semakin aku menggali informasi mengenai PTN di Indonesia...
Sebelum masuk jurusan, merupakan salah satu momen paling menakutkan bagiku. Karena aku bukan tipe orang yang mudah beradaptasi. Bagiku, berkenalan dengan orang baru, mencoba akrab dengan lingkungan sekitarku adalah hal yang paling melelahkan. Terlebih lagi bila aku tidak mendapat respon sesuai dengan ekspektasiku. Sebelum jurusan jujur bingung harus memulai pembicaraan dengan siapa. Harus ke kantin bersama siapa, bahkan aku bingung, harus berjalan bersama siapa ketika sekadar berpindah kelas. Aku adalah orang yang secanggung itu. Beruntungnya bekal keberanian yang aku tanam sejak TPB berhasil membuatku berpura-pura untuk ceria dan ramah dengan orang-orang baru di Teknik Kimia. Aku persering gawe di basecamp, ngobrol dengan si ini ngobrol dengan si itu hanya agar aku yakin aku tidak sendirian nanti kala perkuliahan dimulai. Kisahku dimulai sejak mulai ngobrol malu-malu dengan beberapa orang yang kebetulan sekelas terus. Ada Naz, Ani, Iza, dan Dhea. Manusia-manusia pendi...
Sedikit dari Aku Aku pernah mengeluh sekali Merasa tidak punya tempat untuk pulang Tidak punya bahu untuk bersandar Aku pernah tak menemukan kunci suatu pintu Yang terkunci oleh rasa sepi, sendiri, dan perih Pintu yang terbuka karena aman dan rasa nyaman Aku pernah menyerah dan mencoba berhenti Berhenti untuk mengenal asing Karena aku takut tak ada harga untuk usahaku Aku pernah berlari seorang diri Dan singgah di setiap rumah Namun tak ada keluarga beradu kisah Aku pernah mendengarnya Rumah yang aku simpulkan hanya dalam cerita Yang menawarkan keluarga tapi tak kunjung aku temukan Namun kini aku melihatkan Senyum-senyum menyambutku pulang Serta pelukan hangat menenangkan Akhirnya aku buka pintu itu Mendobrak ego serta rasa ragu Berganti dengan bisikan untuk bersatu Dan kini aku bangkit dari jatuhku Menata ulang apa yang kini aku sebut rumah Dengan berbagai manusia kusebut keluarga Dan ini bukan sekadar cerita...
Comments
Post a Comment