Laut Bercerita : Mengulas Tragedi Penghilangan Paksa Mahasiswa Masa Orde Baru
Biru Laut Wibisana. Aku mengenalnya dari pemutaran film pendek di acara Gramedia bulan April lalu. Film pendek yang sukses membuatku ikhlas membuang air mataku. Film pendek yang membuatku sangat tidak menyesal menempuh perjalanan Bandung-Jakarta dalam waktu hanya satu hari. Sayangnya baru seusai lebaran aku bisa membeli novel yang sudah lama aku incar baik karena memang sebelumnya ketersediaannya di toko buku yang tidak Ada atau ketersediaannya dana di dompetku. Sebenernya tidak hanya novel ini yang aku beli tapi novel ini yang kuputuskan untuk dibaca pertama kali. "Matilah engkau mati Kau akan lahir berkali-kali..." Kalimat di atas adalah puisi dari Sang Penyair yang tercetak di paragraf pertama bagian prolog buku ini. Membaca prolognya saja aku sudah harus mati-matian menahan sesak. Alhasil aku seringkali menutup buku untuk beristirahat setiap pergantian bab baru. Pada sudut pandang Biru Laut, kita diajak untuk mengenang kembali bagaimana keharmonisa...